Pada tanggal 25 Januari 2019, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok berkesempatan mengadakan pertemuan dengan Kepala Program Studi Bahasa Melayu, Jurusan Eastern Language, Faculty of Arts, Chulalongkornn University, Assist. Prof. Nurida Hayiyakoh. Dalam diskusi tersebut dibahas terkait pengiriman pengajar bahasa Indonesia dalam program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) ke Thailand. Pengiriman pengajar BIPA selama ini lebih banyak ke luar kota Bangkok dan ke jenjang sekolah dasar dan menengah, terutama di wilayah selatan Thailand. Permintaan akan pengajar bahasa Indonesia di Thailand tetap berdatangan namun terkadang ada kendala pada proses pengurusan visa pengajar yang memang membutuhkan waktu sehingga disarankan oleh Prof. Nurida agar permintaan disampaikan jauh sebelumnya.
Untuk pengajaran bahasa Indonesia di Chulalongkorn University sebenarnya sudah ada sejak tahun 2011 dengan membuka mata kuliah Indonesia 1 dan Indonesia 2 yang dikelola oleh Program Studi Bahasa Melayu sebagai mata kuliah pilihan umum di Faculty of Arts yang dapat diambil oleh mahasiswa dari fakultas lain juga. Namun sejak semester lalu, mata kuliah tersebut tidak dapat dibuka sebab tidak ada pengajarnya. Sementara masih banyak mahasiswa yang minat belajar bahasa Indonesia. Sesuai rekor selama ini, jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Indonesia sekitar 98 – 100 orang per semester.
Diharapkan dari hasil diskusi tersebut, kerja sama antara program BIPA dari Kemdikbud dan Chulalongkorn University dapat dilanjutkan dengan pengiriman dosen bahasa Indonesia sehingga diplomasi bahasa Indonesia terus berkembang di Thailand mengingat Chulalongkorn University adalah perguruan tinggi terkemuka dan mempunyai nilai strategis. Dari pihak Prof. Nurida sendiri sangat menyambut baik program pengiriman dosen BIPA tersebut dan isu ini akan didiskusikan dengan dekan dan jajaran pengelola kurikulum.
