Menyambut Asian Academic Society International Conference dan Simposium PPI Asia Oseania 2018

Sore hari senin, 19 Maret 2018, Prof. Dr. Mustari, M. Pd selaku atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) memimpin rapat koordinasi dalam rangka menyambut dua acara yang sangat besar, yaitu The 6th AASIC (Asian Academic Society International Conference) dan Simposium PPI Asia Oseania 2018. Rapat tersebut dihadiri oleh Fadjar Mulya dan Rizqi Haqqum Minalloh yang merupakan perwakilan PPI Thailand (Permitha), Haerul Imam dan Hega Mahendar dari perwakilan panitia Simposium PPI Asia Oseania dan staf Atdikbud Sudarmanto.

AASIC merupakan suatu konferensi ilmiah yang diselenggarakan oleh Permitha. Konferensi ini didirikan untuk menjawab tantangan globalisasi dengan terus menyediakan ruang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang sains dan teknologi, kesehatan dan kemanusiaan serta acara ini akan mempertemukan semua akademisi dari seluruh dunia. AASIC yang pertama awalnya bernama ASEAN Academic Society International Conference dan berlangsung di Prince of Songkhla University di Hat Yai sementara yang kedua diselenggarakan di Kasetsart University.

Kemudian pada edisi ketiga berganti nama menjadi Asian Academic Society untuk memperluas jangkauannya yang diadakan di Universitas Chulalongkorn pada tahun 2015, dengan dukungan Kedutaan Besar Indonesia di Kerajaan Thailand dan Studi Muslim di Universitas Chulalongkorn. Dengan lebih dari seratus peserta, konferensi tersebut menyoroti pentingnya ilmu pengetahuan terpadu, teknologi dan humaniora untuk pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2016, AASIC yang keempat diadakan di Universitas Mahidol, Kampus Salaya, Phutthamonthon, Nakon Pathom, Thailand. Sebagai salah satu kampus hijau di Thailand, dan juga perannya dalam Global Health Initiatives, Mahidol University Salaya. Pada tahun 2017, AASIC yang kelima diadakan di Universitas Khon Kaen, Khon Kaen, Thailand. Sebagai salah satu universitas terbaik dan juga universitas riset di Thailand, dan juga universitas besar di wilayah “Isaan” (North-East of Thailand). Semua proceeding AASIC pertama hingga kelima telah terindeks oleh Google Scholars sehingga KBRI Bangkok bersama Permitha merupakan kolaborasi yang pertama diantara KBRI dan PPI dibelahan negara lain dalam mewadahi publikasi karya-karya anak bangsa.

Tahun ini, Mae Fah Luang University akan menjadi tuan rumah konferensi internasional tahunan ini pada tanggal 11-13 oktober 2018 yang bertemakan A Transformative Community: Asia In Dynamism, Innovation, And Globalization. Hasil proceeding dari para peserta AASIC yang ke-6 ini akan terindeks oleh Google Scholars, open archive OCLC (Online Computer Library Center), dan DOAJ (Directory of Open Access Journals) serta AASIC telah berkolaborasi dengan 5 penerbit jurnal seperti Medwell Journals, BME Journals (Business, Management and Education), Eco-science Journals, Virtuss Interpress, dan IJSSER (The International Journal of Social Science and Economic Research).

Selain AASIC, pada tahun ini Permitha berkesempatan menjadi tuan rumah Simposium PPI Asia Oseania bertempat di Thammasat University pada tanggal 11-13 mei 2018 yang bertemakan Immigrant Worker and Human Trafficking dan akan dihadiri oleh delegasi PPI di 12 negara yang tersebar di wilayah asia dan oseania. Tema tersebut diangkat karena PPI Asia Oseania ingin mengurai permasalahan pekerja imigran dan perdagangan manusia, serta mendiskusikan dan memberikan solusi rekomendasi mengenai hal tersebut kepada pemerintah. Sepanjang acara ini, para peserta akan semakin memahami tentang sistem regulasi ketenagakerjaan di Indonesia dan menangani masalah tenaga kerja imigran melalui diskusi panel dari banyak pembicara.

Kedua kegiatan tersebut bukan hanya dukung oleh Atdikbud tetapi juga sangat didukung oleh KBRI secara keseluruhan, karena sebagai mahasiswa selain menghasilkan karya di bidangnya masing-masing dalam hal ini diwadahi oleh kegiatan AASIC, tetapi mahasiswa juga harus terlibat dalam permasalahan sosial dan memberikan kontribusi bagi masyarakat yang dalam hal ini diwadahi oleh kegiatan Simposium Asia Oseania.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *