Sekolah Indonesia Bangkok mengadakan Rapat Evaluasi Tahun 2022 dan Penyusunan Program Kerja Tahun 2023 di Serenity Hotel, Prachinburi, Thailand. Rapat dilaksanakan tanggal 10-11 Desember dan diikuti oleh 18 orang yang terdiri dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, Kepala Sekolah, staf Atdikbud, guru dan staf Tata Usaha Sekolah Indonesia Bangkok (SIB). Tujuan Rapat ini untuk melihat keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program kerja tahun 2022, dan menyusun program kerja tahun 2023 berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi program tahun 2022.

Pada hari pertama, Kepala Sekolah, Susianto S,Pd., M.Si., melaporkan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi sekolah, antara lain mengenai administrasi pembelajaran, KBM berdeferensiasi, Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang belum merata, Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tidak efektif, Standar Operasi Pendidikan (SOP), sarana prasarana yang kurang memadai, dan aktifitas yang padat. Untuk itu perlu adanya evaluasi program kerja sehingga SIB dapat memberikan layanan Pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

Selain membuka acara, Atdikbud KBRI Bangkok, Achmad Wicaksono, menyampaikan paparan tentang perencanaan berbasis data dan permasalahan pendidikan saat ini, selain itu juga menyampaikan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Atdikbud menyampaikan bahwa perencanaan program satuan Pendidikan saat ini hendaklah berbasis data, utamanya berbasis pada profil dan platform rapor pendidikan. Permasalahan utama Pendidikan saat ini antara lain perlunya pembelajaran berdeferensiasi. Selain Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani, Atdikbud juga menjelaskan tentang tiga filosofi Pendidikan yaitu yang pertama, tujuan pendidikan, adalah untuk memerdekakan manusia; selamat raganya dan bahagia jiwanya, kedua, Filosofi Tri Rahayu; yaitu peran Pendidikan untuk memajukan dan menjaga diri, memelihara dan menjaga bangsa, memelihara dan menjaga dunia, dan ketiga trikon; kontinu, konvergen, dan konsentris.

Evaluasi bidang kurikulum oleh Wakasek Kurikulum, Auliyaz Ibrahim, diawali dengan pembahasan mengenai hasil survei kepuasan orang tua terhadap pelayanan SIB. Pada kesempatan tersebut, ditampilkan pula berbagai apresiasi, kritik, dan masukan dari para orang tua. Selanjutnya pemateri juga menuturkan evaluasi dan rencana program-program rutin dan unggulan bidang kurikulum, seperti implementasi kurikulum merdeka (IKM), P5, jadwal KBM, workshop, dan lainnya. Tanya jawab dari para peserta juga turut mewarnai sesi diskusi. Beberapa program dirasakan sulit diterapkan dalam kondisi SIB yang unik sehingga perlu dimodifikasi demi kebermaknaan dalam pembelajaran yang optimal.

Wakasek Kesiswaan, Asep Saepudin Muhajir, memaparkan tentang karakteristik kegiatan kesiswaan, yaitu spiritual, penguatan karakter, cinta tanah air, dan pendidikan jasmani. Asep juga menjelaskan tentang program internalisasi pelajar Pancasila, antara lain pengenalan lagu dan profil pelajar Pancasila, karakter building, ikrar pelajar Pancasila, dan guru menginspirasi. Evaluasi permasalahan membahas mengenai seragam, keterlambatan, pergaulan siswa, larangan makan di luar sekolah, dan keamanan siswa sepulang sekolah. Usulan Asep adalah dibuatnya pedoman kegiatan kesiswaan dalam bentuk handbook.

Agustina Rahmawati, Wakasek Hubungan Masyarakat (Humas), menyampaikan laporan kegiatan, evaluasi, permasalahan dan usulan strategi penyelesaian masalah. Agustina juga menjelaskan bahwa program yang belum selesai dilaksanakan adalah pembuatan Buku Laporan Kegiatan Tahunan. Sedangkan program baru yang sebelumnya tidak dicantumkan adalah inspiring alumni, kunjungan ke SILN lain, pengembangan dan sosialisasi visi misi sekolah, serta memperkuat dan megefektifitaskan komunikasi dengan komite sekolah.

Pada hari kedua, Ida Safitri, Wakasek Sarana Prasarana, dalam paparannya mengenai evaluasi program sarana prasarana menyampaikan bahwa pada tahun ini SIB telah melakukan pengadaan, antara lain drone, kamera, CCTV, perlengkapan kostum, ukulele, kursi laboratorium kimia, dan buku teks, sedangkan yang akan dibeli adalah loker, buku, komputer, laptop, meja dan kursi. Untuk rencana kegiatan 2023 Wakasek Saspras berencana melakukan pengadaan perlengkapan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), media belajar, drum, Ipad, perbaikan atap, kostum tari, pakaian adat, dan pengganti kanopi. Usulan dari peserta rapat adalah perbaikan AC ruang 104, perbaikan dinding TK, perbaikan keran air, dan penambahan tisu di kamar mandi peserta didik.

Didid Janu Dwiana, koordinator kegiatan ekstra kurikuler (ekskul), menyampaikan bahwa pembimbing ekskul bisa dari guru maupun dari luar SIB, sedangkan penjaringan minat siswa dilakukan melalui angket dan mesukan orangtua. Jenis akskul dipilih dengan mempertimbangkan aspek pengembangan bakat, penunjang ketrampilan hidup, dan yang sedang trend, antara lain pramuka, tari, robotik, iqro, dan ukulele. Kendala pelaksanaan ekskul antara lain adanya covid, dan adanya kegiatan-kegiatan lain yang memakan waktu, antara lain perayaan Hari Ulang tahun SIB,  dan persiapan pentas budaya TTIC.

Sri Ernawati, Koordinator PAUD SIB, memaparkan tentang kondisi Taman Kanak-kanak (TK), dimana TK saat ini terdiri dari 31 anak, dengan kegiatan antara lain salam sapa, memasak bersama, dan mengunjungi museum. Menurut Erna, Kendala KBM di TK adalah keterbatasan tempat, bagaimana membuat kelas kondusif, orangtua banyak dan kritis. Lebih lanjut Erna menjelaskan bahwa salah satu kritik orangtua adalah guru kurang tegas mengenai keberadaan orangtua di kelas.

Kepala Sekolah, di akhir acara, menyampaiakn bahwa untuk perencanaan berbasis data,  terutama untuk rapor pendidikan, akan lebih baik bila aktif menjemput bola. Susianto juga menyampaikan bahwa ada 25 poin yang dinilai pada Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dan ada lima akar permasalahan utama yg perlu pembenahan dan perhatian, yaitu karakter gotong royong, perlu ditanamkan di setiap pelajaran, kreativitas peserta didik, iklim kebinekaan, dukungan toleransi agama dan budaya, dan kualitas pembelajaran.

Atdikbud mengingatkan kembali kepada para guru untuk berpikir dan bekerja lebih keras, antara lain mengingat ajaran Ki Hajar Dewantoro agar tidak memaksa padi menjadi jagung, perlunya mengundang nara sumber yang memahami generasi Z, agar KBM selaras dengan kepentingan peserta didik. Atdikbud juga mengingatkan dengan minat baca masyarakat Indonesia yang rendah, guru harus bisa mendorong anak membaca, dan sehubungan dengan evaluasi, agar tidak menyoroti kekurangan tapi bagaimana mengadakan perbaikan. Menanggapi rapor SIB, dimana dari 25 poin yang diberikan, ada 5 yang kurang artinya sudah cukup bagus, namun masih ada yang harus diperbaiki, sedangkan mengenai kunjungan akan dibatasi siang hari. Tentang penilaian, Atdibud menyampaikan bahwa pelaksanaannya tidak harus dengan ujian tulis, tapi bisa juga dengan presentasi. Mengenai kedisiplinan siswa, Achmad Wicaksono mengingatkan bahwa penanganan siswa dapat dilakukan dengan tahapan, tidak perlu menunggu wakasek kesiswaan, sebelum diberikan sanksi.

Atdikbud juga menganjurkan penggunaan QR code untuk tanaman, lukisan, dll., menghibahkan atau menghilangkan barang yang sudah tidak digunakan. Pengajaran di TK maupun kelas 1 SD sebaiknya lebih pada karakter, sedangkan untuk hubungan dengan komite dan Wakil Orangtua Kelas (WOTK) diperlukan media komunikasi digital. Hal lain yang digarisbawahi Atdikbud adalah perlunya pembahasan lebih jauh mengenai penghilangan Kelompok Bermain (KB) karena menyangkut pelayanan masyarakat, perlu elaborasi mengenai akar permasalahan, dan untuk kedisiplinan berpakaian agar siswa tidak mengenakan jaket di kelas, sebagaimana anjuran pemerintah, dapat mengatur suhu kira-kira 24-25 derajat celsius.

Rapat Evaluasi Program Kerja 2022 dan Penyusunan Program Kerja Tahun 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *